Metamathics: Laboratorium Virtual Matematika Berbasis Metaverse

Metamathics adalah hasil kolaborasi strategis antara Universitas Negeri Malang (UM), Indonesia, dan Beijing Normal University (BNU), Tiongkok. Proyek ini lahir melalui program Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) sebagai jawaban atas tantangan global untuk menghadirkan pembelajaran matematika yang lebih adaptif, imersif, dan inklusif. UM berkontribusi dalam desain pedagogis, pengembangan kurikulum, serta adaptasi konteks lokal, sementara BNU menghadirkan keunggulan dalam teknologi virtual, sistem AI, serta pengujian lintas budaya. Sinergi ini menghasilkan sebuah laboratorium matematika berbasis metaverse yang tidak hanya mendukung mahasiswa di kedua negara, tetapi juga membuka peluang kolaborasi internasional lintas kampus.

Metamathics dirancang sebagai ruang belajar virtual tiga dimensi tempat mahasiswa dapat memanipulasi objek, memvisualisasikan konsep abstrak, dan berkolaborasi tanpa batas ruang dan waktu. Melampaui e-learning konvensional, laboratorium ini menghadirkan pengalaman belajar yang imersif, di mana mahasiswa memasuki ruang virtual sebagai avatar, berinteraksi dengan model 3D, serta menguji hipotesis melalui simulasi yang menyerupai eksperimen nyata.

Keunggulan utama Metamathics adalah tingkat imersi dan sense of presence yang tinggi. Visualisasi interaktif, umpan balik langsung, serta interaksi multimodal membantu mengurangi beban kognitif dan meningkatkan motivasi belajar. Mahasiswa tidak sekadar menghafal prosedur, tetapi benar-benar membangun pemahaman konseptual yang dalam—prasyarat penting untuk pemecahan masalah kompleks di dunia nyata.

Laboratorium ini juga berbasis Multiple Intelligences. Sistem mendiagnosis kecenderungan gaya belajar mahasiswa (visual-spasial, logis-matematis, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, linguistik), lalu menyesuaikan konten, lintasan belajar, dan umpan balik sesuai kebutuhan. Dengan demikian, setiap individu memperoleh pengalaman belajar yang unik dan relevan dengan kekuatannya masing-masing.

Fitur AI Tutor Beravatar menjadi pembeda utama. Mahasiswa dapat berdialog secara natural, baik melalui teks maupun suara, untuk meminta penjelasan, contoh tambahan, atau bimbingan bertahap. Tutor virtual ini memberi hints, memantau pemahaman, dan merekomendasikan aktivitas remedial maupun lanjutan. Dukungan bilingual Indonesia–Inggris memudahkan interaksi lintas budaya, khususnya antara mahasiswa UM dan BNU.

Selain itu, Metamathics memfasilitasi kolaborasi multi-pengguna. Dosen dapat menyelenggarakan praktikum virtual dengan membagi peran mahasiswa (peneliti, pengamat, pencatat), memberi anotasi pada objek 3D, dan menilai proses diskusi dengan rubrik digital. Mahasiswa Indonesia dan Tiongkok dapat belajar bersama dalam satu ruang metaverse, membandingkan strategi pemecahan masalah, dan menghasilkan laporan kolaboratif secara real time.

Semua aktivitas tercatat dalam dashboard analitik yang memberi dosen informasi tentang keterlibatan, penguasaan konsep, pola miskonsepsi, dan kemajuan mahasiswa. Data ini mendukung evaluasi formatif, penyesuaian strategi mengajar, serta publikasi ilmiah. Dengan prinsip privasi terjaga, insight dari dashboard juga bisa digunakan sebagai bukti akreditasi maupun laporan mutu pembelajaran.

Dari sisi konten, modul awal Metamathics fokus pada Geometri, Matematika Diskrit, dan Logika. Ketiganya sangat diuntungkan oleh visualisasi 3D: bukti visual teorema Pythagoras dapat divisualisasikan secara dinamis, graf dapat dibangun untuk mencari rute terpendek, dan logika proposisional dapat diuji dengan truth table interaktif yang terhubung dengan objek visual.

Metamathics juga interoperabel dengan LMS kampus seperti SPADA melalui standar LTI/SSO. Akses dapat dilakukan melalui berbagai perangkat: VR headset untuk pengalaman penuh, laptop/PC untuk pembelajaran reguler, hingga ponsel untuk micro-learning. Mode low-bandwidth memastikan akses inklusif, sehingga mahasiswa dengan keterbatasan internet tetap dapat mengikuti pembelajaran inti.

Sebagai produk riset bersama, Metamathics bukan hanya inovasi teknologi, tetapi juga sarana pengembangan keilmuan. Tim UM–BNU akan meneliti dampaknya terhadap hasil belajar menggunakan kerangka TPACK, teori immersive learning, dan model adopsi teknologi. Hasilnya diharapkan memperkaya literatur internasional, menghasilkan publikasi bereputasi, dan menjadi model pembelajaran matematika masa depan yang inklusif, adaptif, serta berdaya saing global.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 + 6 =

Scroll to Top